Snippet



By: prama wiratama
 Tidak ada yg menyangkal fakta bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya.
tapi jika ada yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat mubazir,
mungkin kita akan mulai berpikir, benarkah?

dari pengamatan pribadi saya yang sangat subjektif,
memang sejak saya lahir hingga sekarang,
banyak terjadi hal-hal yang mubazir di negeri ini.

beberapa diantaranya:

1. Pendidikan yang mubazir.

jadwal yang begitu padat,
materi yang begitu banyak,
mata pelajaran yang berbagai macam,

seberapa banyak ilmu yang kita terima itu
telah berhasil kita terapkan,
telah kita aplikasikan dalam kehidupan nyata?

apa gunanya kita belajar banyak tapi hanya sedikit yang mampu kita lakukan?

apa gunanya kita belajar haji,
kalau solatnya saja belum dilaksanakan?

apa gunanya belajar menghentikan munculnya new world order, konspirasi dunia oleh kaum zionis
kalau menjalankan perintah Allah saja masih ogah-ogahan.

untuk apa belajar bagaimana cara mengobati penyakit orang lain,
kalau menjaga kesehatan diri saja belum dilaksanakan.

untuk apa belajar bagaimana cara merger perusahaan,
kalau membuat usaha saja belum dilakukan.

kita itu, termasuk saya,
telah dipaksa untuk mengetahui banyak hal
tapi tidak dipaksa untuk melakukan banyak hal.

inilah yang menyebabkan banyak rakyat Indonesia
yang hanya tahu, tapi tak bisa melakukan apapun.
banyak tahu tapi hanya bisa meminta dan tidak mampu memberi.

kita ini seperti tukang kayu bakar yang sudah mengumpulkan 1 gunung kayu bakar,
tapi kita hanya bisa membawanya dengan dua tangan.

banyak pengetahuan kita yang mubazir,
kita tahu, tapi tak bisa melakukan apapun dengan yg kita ketahui itu.

2. Bantuan yang mubazir

bantuan memang baik, tapi kalau tidak tepat sasaran dan tepat guna,
sama saja menjadi bantuan yang mubazir.

subsidi BBM yang begitu banyak dinikmati oleh orang-orang yang mampu.

darsem yang tiba2 menjadi Qarun nya Indonesia,

pembagian zakat yang menyulitkan orang miskin padahal tak seberapa nilainya.

bantuan modal untuk rencana bisnis mahasiswa yang ujung2nya hanya menjadi uang makan2 dan gadget baru.

sekali lagi,
bukan berarti membantu itu dilarang,
hanya saja, membantu yang berlebihan juga hanya akan menyebabkan kemubaziran.

3. Kebijakan pemerintah yang mubazir.

tiap tahun jalur mudik diperbaiki tapi jalanan di perbatasan dibiarkan saja.

banyak merekrut PNS yang tugasnya hanya bikin kopi dan tukang fotokopi.

banyak wakil rakyat tapi hanya sedikit yang mampu mewakili rakyat.

biaya transportasi tinggi padahal bisa dihemat dengan teknologi,

banyak impor barang padahal bisa digunakan untuk menggenjot produk dalam negeri.

Mobil pejabat yang mahal padahal gunanya buat nganter anak ke sekolah dan mamih ke pasar.


4. Rakyat yang mubazir.

banyak penduduk tapi hanya sedikit yang mampu berkarya.

banyak sarjana tapi hanya sedikit yang mampu berpikir.

banyak yang mampu mengkritik tapi sedikit yang mampu memberi saran.

banyak yang cinta Indonesia tapi tak mau berkorban untuk Indonesia

banyak yang update status mengeluh tapi jarang yang update status bersyukur.

5. Nasionalisme yang mubazir.

tiap 17 agustus banyak ceremonial yang menghabiskan banyak anggaran.
padahal banyak hal yang bisa dilakukan dengan anggaran itu.

untuk mewujudkan jiwa nasionalisme,
bukan dengan itu caranya.

caranya,
Pakai dan konsumsi produk Indonesia
yang mungkin lebih mahal dan lebih jelek.

bodoh memang,

tapi itulah bukti bahwa dia punya nasionalisme tinggi.

jika kita hidup di jaman penjajahan,
kita melihat ada orang yang mengorbankan harta, nyawa, keluarga,
untuk negaranya yang BELUM PASTI mampu merdeka,
untuk negaranya yang BELUM PASTI menang melawan penjajah,
untuk negaranya yang BELUM PASTI semua orang di negeranya itu mengenalnya.

mereka, pahlawan itu orang-orang yang bodoh kan?

bodoh, tapi efisien.

tidak seperti kita,
yang pintar tapi hidupnya mubazir.





Oleh: Hj. Martina Siregar, Lc.

Yang dimaksud dengan ekonomi adalah kebutuhan manusia dalam memenuhui hajatnya untuk bisa bertahan hidup. Diantara kebutuhan itu adalah bernafas, makan, minum, kesehatan, bisa beristirahat, berfikir, beribadah dan bekerja.
Agar dapat melanjutkan kehidupan, pada zaman Fir’aun masyarakat harus bekerja keras. Apa lagi jika seseorang itu adalah budak.
Mata pencaharian masyarakat mesir pada saat itu adalah bertani. Dan tanah dimiliki dengan system Fedoal (tuan tanah). Hasil panen dimiliki oleh tuan tanah, sementara para pekerja hanya diberi sedikit dari hasil yang ada. Akan tetapi dengan perkembangan zaman para budak itu diberikan hak untuk memiliki tanah, sehingga mereka dapat hidup lebih layak.
  •     Lahirnya nabi Musa.
Setelah lahirnya nabi Musa, ibunya menghanyutkannya disungai yang dia di letakkan dalam kotak sesuai dengan perintah Allah. Sampai Musa berada di istana Fir’aun dan dijadikan anak angkat oleh Fir’aun tatkala istrinya Asiya memaksanya. Karena Fir’aun sendiri tidak diberi keturunan. Maka Musa tumbuh dewasa dan berkembang di istana Fir’aun.
Sampai pada saat Musa diangkat menjadi Rasul dan diutus oleh Allah kepada Fir’aun untuk mengajaknya agar beriman kepada Allah. Namun Fir’aun menolak dan mendustakan Allah. Bahakan Fir’aun mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan.

Allah menyiksa Fir’aun dan kaumnya dengan kekeringan yang panjang. Namun, mereka tetap saja tidak mau sadar. Allah berfiman dalam al-Quran(al-A’raaf:133), yang artinya: “Maka kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas. Tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”


Setelah binasanya Fir’aun yang memerintah Mesir, maka melemahlah kekuasaan Fir’aun setelahnya. Persia kemudian menduduki Mesir pada tahun 305 SM. Setelah itu Mesir ditaklukkan oleh Alexsander yang agung (Alexsander the great). Lalu Mesir berada dibawah pemerintahan Potolemus, menyusul kemudian orang-orang Romawi. Sejak itulah menyebar agama Kristen dan penduduknya kemudian dikenal dengan sebutan Qibthi, kondisi ini terus berlangsung hingga datangnya ajaran Islam yang melepaskan masyarakat Mesir dari kesesatan.


http://www.hmm-mesir.com/2012/11/perekonomian-masa-firaun.html#ixzz2FDbkNZnC


Siapa yang tidak kenal dengan Al-Azhar. Salah satu lembaga sekaligus Universitas Islam tertua di Dunia, yang berpusat di Kairo, Mesir. Dan hingga saat ini Al-Azhar masih eksis dan berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya sungguh beruntung bagi orang-orang yang diberi kesempatan untuk bisa menimba ilmu di Al-Azhar. Agar bisa menggali lebih jauh lagi ilmu dan khazanah keislaman. Selain itu Al-Azhar juga menawarkan metode yang bermacam-macam untuk menyalurkan ilmunya kepada siapa saja yang datang dengan niat untuk menuntut ilmu. Baik metode klasik maupun kontenporer. Dengan tidak melupakan metode sistem Talaqqi dan juga akademis. Dan dilengkapi dengan para Masyaikh dan Dosen yang tidak diragukan lagi keilmuannya. Makanya tidak heran kalau Al-Azhar sendiri dikunjungi ratusan ribu orang dari berbagai Negara, hanya untuk mencari ilmu. Termasuk Indonesia, salah satu Negara yang pelajarnya banyak menimba ilmu di bumi Kinanah ini. Dan penulis sendiri adalah salah satu dari sekian banyak itu. Saya teringat, ketika saya sedang mengikuti Muhadarah di kuliah, saat itu materi yang diajarkan adalah Bahasa Arab yang diajarkan oleh Dr. Abdullah Fatah. Sebelum ia menyampaikan materi pelajaran, ia mengatakan kepa-

Selengkapnya: http://www.hmm-mesir.com/2012/10/pemuda-adalah-harapan-segalanya.html#ixzz2FDZPHCDF

HAM, isu yang dalam 1 dekade terahir sering diangkat oleh Amerika dan dunia barat, mereka memploklamirkan kebebasan individual dan memerangi Rasisme dan Sara, mereka mengklaim bahwa mereka adalah bangsa pejuang HAM, namun faktanya itu hanyalah slogan pembalut kebusukan mereka. Kita bisa perhatikan banyak sekali terjadi kasus pelanggaran HAM dan Rasisme yang mereka lakukan, bahkan kalau kita jeli melihat, itu bukanlah sekedar pelanggaran HAM namun lebih kepada “genosida”, ya, genosida antar agama. Dewasa ini kaum muslim sedunia dibuat berang oleh barat terkait munculnya film “innocent of muslim”, film yang jelas-jelas melecehkan nabi Muhammad Saw. Sekarang pertanyaannya apakah itu bukan rasisme ? bukan pelecehan ? kemana mereka yang selalu berkoar tentang HAM ? Bahkan sekarang barat mulai melakukan serangan lanjutan dengan me-labeli Islam sebagai agama teroris dan mempopulerkan istilah Islamophobia.

Islamophobia – Format Istilah Baru untuk Kebusukan Klasik.
“Phobia” adalah istilah yang digunakan untuk mengambarkan penyakit atau gangguan bawah sadar


Selengkapnya: http://www.hmm-mesir.com/2012/11/islamophobia.html#ixzz2FDX6g6Yg